Senin, 22 Februari 2010

Kota Cirebon

Kota Cirebon
Lambang Kota Cirebon
Lambang Kota Cirebon
Locator kota cirebon.png
Peta lokasi Kota Cirebon
Koordinat : 6°43′ LS 108°34′ BT
Motto Gemah Ripah Loh Jinawi
Semboyan '
Slogan pariwisata '
Julukan
Demonim '
Provinsi Jawa Barat
Ibu kota {{{ibukota}}}
Luas 37,54 km²
Penduduk
· Jumlah 277.000 (2003)
· Kepadatan 7.376 jiwa/km²
Pembagian administratif
· Kecamatan 5
· Desa/kelurahan 22
Dasar hukum -
Tanggal -
Hari jadi {{{hari jadi}}}
Walikota Subardi S.Pd
Kode area telepon 0231
APBD {{{apbd}}}
DAU Rp. -
Suku bangsa {{{suku bangsa}}}
Bahasa {{{bahasa}}}
Agama {{{agama}}}
Flora resmi {{{flora}}}
Fauna resmi {{{fauna}}}
Zona waktu {{{zona waktu}}}
Bandar udara {{{bandar udara}}}

Situs web resmi: www.cirebonkota.go.id

Kota Cirebon adalah sebuah kota mandiri terbesar kedua di Provinsi Jawa Barat, setelah ibukota Jawa barat, yakni Kota Bandung. Kota ini berada di pesisir Laut Jawa, di jalur pantura. Jalur Pantura Jakarta - Cirebon - Semarang merupakan jalur terpadat di Indonesia. Kota Cirebon juga adalah kota terbesar keempat di wilayah Pantura setelah Jakarta, Surabaya, dan Semarang.

Karena letaknya yang sangat strategis yakni di persimpangan antara Jakarta, Bandung, dan Semarang, menjadikan kota cirebon sangat cocok dan potensial untuk berinvestasi dalam segala bidang investasi seperti hotel, rumah makan, pusat perbelanjaan baru, pendidikan. Sehingga Kota Cirebon merupakan pilihan yang sangat tepat untuk berinvestasi. Dengan didukung oleh kegiatan ekonomi yang baik dan terpadu menjadikan Kota Cirebon berkembang menjadi Kota METROPOLITAN ketiga di Jawa Barat setelah metropolitan BoDeBeK( Bogor, Depok, Bekasi) yang merupakan hinterland / kota penyangga bagi ibukota Jakarta dan Metropolitan Bandung.

Kota Cirebon merupakan pusat bisnis, Industri, dan jasa di wilayah Jawa Barat bagian timur dan utara. Banyak sekali Industri baik skala kecil, menengah, dan besar menanamkan modalnya di kota wali, Cirebon. Dengan didukung oleh banyaknya orang - orang yang bekerja, beraktifitas dan menuntut ilmu di Kota Cirebon, sekitar kurang lebih 1 juta orang, Menjadikan kota Cirebon lebih hidup. Pembangunan di Kota Cirebon juga menggeliat dan menunjukkan respons positif, hal ini terbukti dengan banyaknya bangunan - bangunan besar dan tinggi yang berada di jalan - jalan utama kota Cirebon.

Saat ini, wajah Kota Cirebon telah berubah, menjadi kota modern mandiri ketiga di Pulau Jawa bagian barat setelah Jakarta dengan kota - kota satelitnya ( Bogor, Depok, Banten, dan Bekasi) dan Bandung Raya dengan kota - kota satelitnya ( Tasikmalaya, Cimahi, Subang, Purwakarta, Cianjur, Garut). Kini pemerintah wilayah Cirebon sedang giat - giatnya mengembangkan potensi wilayah kota Cirebon Metropolitan dengan kota - kota satelitnya ( Indramayu, Majalengka, Kuningan, dan sebagian Jawa Tengah bagian barat yakni Tegal, Brebes, Purwokerto, dan Pekalongan). Dahulu Cirebon merupakan ibu kota Kesultanan Cirebon dan Kabupaten Cirebon, namun ibu kota Kabupaten Cirebon kini telah dipindahkan ke Sumber.

Cirebon juga disebut dengan nama 'Kota Udang' dan 'Kota Wali'. Sebagai daerah pertemuan budaya Jawa dan Sunda sejak beberapa abad silam, masyarakat Cirebon biasa menggunakan dua bahasa, bahasa Sunda dan Jawa.

Sejarah

Menurut Manuskrip Purwaka Caruban Nagari, pada abad XIV di pantai Laut Jawa ada sebuah desa nelayan kecil bernama Muara Jati. Pada waktu itu sudah banyak kapal asing yang datang untuk berniaga dengan penduduk setempat. Pengurus pelabuhan adalah Ki Gedeng Alang-Alang yang ditunjuk oleh penguasa Kerajaan Galuh (Padjadjaran). Dan di pelabuhan ini juga terlihat aktivitas Islam semakin berkembang. Ki Gedeng Alang-Alang memindahkan tempat pemukiman ke tempat pemukiman baru di Lemahwungkuk, 5 km arah selatan mendekati kaki bukit menuju kerajaan Galuh. Sebagai kepala pemukiman baru diangkatlah Ki Gedeng Alang-Alang dengan gelar Kuwu Cerbon.

Pada Perkembangan selanjutnya, Pangeran Walangsungsang, putra Prabu Siliwangi ditunjuk sebagai Adipati Cirebon dengan Gelar Cakrabumi. Pangeran inilah yang mendirikan Kerajaan Cirebon, diawali dengan tidak mengirimkan upeti kepada Raja Galuh. Oleh Raja Galuh dijawab dengan mengirimkan bala tentara ke Cirebon Untuk menundukkan Adipati Cirebon, namun ternyata Adipati Cirebon terlalu kuat bagi Raja Galuh sehingga ia keluar sebagai pemenang.

Dengan demikian berdirilah kerajaan baru di Cirebon dengan Raja bergelar Cakrabuana. Berdirinya kerajaan Cirebon menandai diawalinya Kerajaan Islam Cirebon dengan pelabuhan Muara Jati yang aktivitasnya berkembang sampai kawasan Asia Tenggara.

Periode 1270-1910

Pada abad ke-13 Kota Cirebon ditandai dengan kehidupan yang masih tradisional dan pada tahun 1479 berkembang pesat menjadi pusat penyebaran dan Kerajaan Islam terutama di wilayah Jawa Barat. Kemudian setelah penjajah Belanda masuk, dibangunlah jaringan jalan raya darat dan kereta api sehingga mempengaruhi perkembangan industri dan perdagangan.

Periode 1910-1937

Pada periode ini Kota Cirebon disahkan menjadi Gemeente Cheribon dengan luas 1.100 Hektar dan berpenduduk 20.000 jiwa (Stlb. 1906 No. 122 dan Stlb. 1926 No. 370).

Periode 1937-1967

Pada 1942 Kota Cirebon diperluas menjadi 2.450 hektar dan tahun 1957 status pemerintahannya menjadi Kota Praja dengan luas 3.300 hektar, setelah ditetapkan menjadi Kotamadya tahun 1965 luas wilayahnya menjadi 3.600 hektar.

Mall dan pusat perbelanjaan

  • 1. Cirebon Super Blok (CSB)
    Superblock pertama dan terbesar di pusat Kota Cirebon dengan luas 6.2 hektar. Mega Proyek ini terdiri dari:

A. SHOP HOUSES / RUKO dengan Konsep Tematik di Area CSB
ruko ekslusif berdesain modern dan menarik baik eksterior maupun interiornya yang memberi nuansa elegan di setiap tipe - tipenya. dengan jumlah total unit: 173 unit, terdiri dari: Ruko Berry Green, ruko Green Ville, ruko Gold Sunset, ruko Orange Blossom, ruko Chelsea Blue, ruko Yellow Ribbon, ruko gerry Red dan ruko Bay Coral.

B. GRAND JATRA HOTEL CIREBON
“… an exquisite atmosphere embrace you with all indulgence it can offers…” dengan konsep 4 lantai berada di atas bangunan mall yaitu GRAND JATRA HOTEL. Hotel ekslusif berbintang dengan kamar berstandar internasional ini memiliki fasilitas terlengkap seperti swimingpool, tempat fitness gym & spa, ruang serba guna, ruang meeting, restoran internasional dan lobby lounge bar yang di bangun dan desain untuk memanjakan para tamu yang mengutamakan kualitas dan pelayanan terbaik, ditambah dengan akses langsung ke shopping mall yang dapat memudahkan para tamu untuk berbelanja.

C. OFFICE PARK
A grandeaur Office Park with international landmark theme. Yakni sebuah Office Park lima lantai dengan desain unik, dimana terinspirasi dari berbagai elemen bangunan-bangunan monumental di dunia, seperti perpaduan gaya seni arsitektur Italia, Yunani sampai gaya bangunan Amerika dan Timur Tengah. Dengan menghadap jalan utama Kota Cirebon yakni jalan Dr. Cipto Mangunkusumo. Bangunan ini sangat menarik dan “menonjol” di antara bangunan - bangunan lainnya yang ada di kota Cirebon. Office Park ini juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung berstandar internasional.

D. Tenda CSB
Tempat hang out muda mudi Kota Cirebon dan sekitarnya untuk berkumpul dan menikmati wisata kuliner dengan jumlah tenant terbanyak di Jawa Barat.

E. CSB Mall, Family Shopping Mall pertama di Cirebon
CSB Mall mempunyai slogan "One Stop Shopping", yang memberikan kenyamanan dan kesenangan jadi dapat dibayangkan suatu tempat dimana dapat melakukan segala kegiatan berbelanja. Supermarket yang lengkap dengan segala kebutuhan sehari-hari, sampai toko-toko yang menyediakan segala sesuatu yang diinginkan untuk memanjakan diri dan mengikuti trend masa kini, semua tersedia di shopping mall yang akan memberi warna tersendiri pada kota Cirebon. Dengan konsep 4 lantai dengan fasilitas gedung parkir 4 lantai yang dapat menampung 1800 unit kendaraan roda empat, sehingga CSB mall masuk dalam katagori mall kelas A yakni setara dengan mall Taman Anggrek, mall Kelapa Gading dan Plaza Senayan di Jakarta. Untuk Mall ini sendiri sudah bergabung: Anchor Tenant HYPERMART terletak di lower ground floor, Dept Store MATAHARI type A mengambil 2 lantai terletek di ground floor dan upper ground floor, STUDIO XXI bioskop dengan kualitas gambar dan suara terbaik saat ini. CSB Mall merupakan pusat life syle dan entertainment di jantung kota Cirebon adalah bagian penting dalam kawasan bisnis terpadu Cirebon Superblok. Hypermart yang luas, pusat hiburan dan permainan keluarga dengan teknologi terbaru, toko, resto, café dan fasilitas penunjang yang lengkap akan menjadikan CSB mall sebagai tempat belanja utama masyarakat cirebon dan sekitarnya.

  • 2. Grage Mall
    Bertempat di Jalan Tentara Pelajar No 1 Cirebon. Grage Mall merupakan sebuah pusat perbelanjaan besar dengan konsep modern. akses yang mudah karena berada di pusat Kota Cirebon menjadikannya sebagai landmark Kota Cirebon. di dalamnya terdapat Food Court, Timezone, Gramedia, Matahari, Bioskop Grage 21 yang menampilkan film - film terbaru baik itu dalam negeri dan luar negeri.
  • 3. Carrefour
    Beralamat di Jl. Raya Cipto Mangunkusumo No 234 Kota Cirebon. Pusat perbelanjaan yang terletak persis di sebelah Cirebon Super block ( CSB ). Menyediakan berbagai macam kebutuhan lengkap sehari - hari warga Cirebon dan sekitarnya. karena letaknya berada di pusat Kota Cirebon, menjadikannya sebagai salah satu tujuan belanja favorit warga Cirebon dan sekitarnya.
  • 4. Plaza Yogya Siliwangi
    Plaza Yogya Siliwangi menyediakan berbagai macam kebutuhan lengkap sehari - hari warga Cirebon dan sekitarnya. Plaza Yogya Siliwangi merupakan pilihan yang tepat untuk berbelanja.
  • 5. Plaza Yogya Grand center
    Plaza Yogya Grand center menyediakan berbagai macam kebutuhan lengkap sehari - hari warga Cirebon dan sekitarnya. Plaza Yogya Grand center merupakan pilihan yang tepat untuk berbelanja.
  • 6. Plaza Yogya Rajawali
    Bertempat di wilayah perum Kota Cirebon. Letaknya yang strategis menjadikan plaza Yogya Rajawali sebagai tempat berbelanja. Menyediakan berbagai macam kebutuhan lengkap sehari - hari warga Cirebon dan sekitarnya sehingga menjadikannya pilihan yang tepat untuk berbelanja.
  • 7. Giant Hypermarket
    Terletak di jalan By pass Kota Cirebon. Pusat perbelanjaan yang berada di sekitar area Stadion Bima, Kota Cirebon ini menyediakan berbagai macam kebutuhan sehari - hari warga Cirebon. Letaknya yang sangat strategis menjadikan Giant Hypermarket cirebon menjadi salah satu tujuan belanja warga favorit warga Cirebon dan sekitarnya.
  • 8. Plaza Pusat Grosir Cirebon ( PGC )
    Bertempat di pasar pagi Kota Cirebon. Pusat grosir cirebon (PGC) adalah pusat perbelanjaan favorit Cirebon untuk berbelanja baju dan elektronik handphone. Setiap hari terutama pada hari - hari sabtu dan minggu serta hari - hari menjelang hari raya, PGC laris manis diserbu para pecinta fashion warga Cirebon dan sekitarnya. Lokasinya yang strategis dan harganya yang murah menjadikan PGC sebagai pusat perbelanjaan yang wajib dikunjungi para pelancong dari luar kota.
  • 9. Asia plaza
    Asia plaza menyediakan berbagai macam kebutuhan lengkap sehari - hari warga Cirebon dan sekitarnya. merupakan pilihan yang tepat untuk berbelanja.
  • 10. Surya plaza
    Surya plaza menyediakan berbagai macam kebutuhan lengkap sehari - hari warga cirebon dan sekitarnya. merupakan pilihan yang tepat untuk berbelanja.
  • 11. Cirebon Mall
    Beralamat di Jl Syarief Abdurahman 159 Kota Cirebon. Cirebon Mall memiliki berbagai macam toko - toko seperti toko baju, KFC, Ramayana, Toko Buku Gunung Agung, toko buku yang menyediakan berbagai macam buku dan keperluan warga cirebon, dan bioskop 21 yang memiliki berbagai macam film - film terbaru baik itu luar negeri maupun dalam negeri.
  • 12. Ace Hardware Cirebon
    Beralamat di Jl. Syarief Abdurachman No. 36A kota Cirebon. Ace Hardware Cirebon adalah sebuah toko perkakas modern yang hadir di kota Cirebon. Menyediakan berbagai macam kebutuhan perkakas bagi warga cirebon dan sekitarnya. Karena letaknya yang strategis yakni didepan Cirebon Mall dan berkualitas, menjadikan Ace Hardware Cirebon menjadi tempat tujuan favorit warga Cirebon dan sekitarnya seperti Indramayu, Kuningan, Tegal, Pekalongan, Purwokerto, dan Majalengka untuk membeli berbagai macam perkakas.
  • 13. Ramayana di Cirebon Mall
    Bertempat di lantai dua, Cirebon Mall. Ramayana menyediakan berbagai macam kebutuhan seperti pakaian, aksesori, sepatu, dan lain - lain. Ramayan menjadi salah satu tempat tujuan para pecinta fashion warga Cirebon.
  • 14. Matahari di Grage Mall
    Bertempat di lantai satu dan dua, grage mall. Matahari menyediakan berbagai macam kebutuhan fashion lengkap bagi warga Cirebon. Matahari menjadi salah satu tempat tujuan para pecinta fashion warga Cirebon.

Transportasi

Kota Cirebon sangat beruntung karena terletak di wilayah paling strategis di jantung Pulau Jawa, yakni titik bertemunya jalur tiga kota besar di Indonesia yakni Jakarta, Bandung, dan Semarang. Kota Cirebon adalah salah satu kota yang memiliki semua jenis transportasi. Semua jenis transportasi itu baik transportasi darat, laut, dan udara saling berintegrasi mendukung pembangunan di kota Cirebon.

Transportasi Darat

  • 1. Stasiun
    Kota Cirebon memiliki dua stasiun besar, Yakni Stasiun Kejaksan dan Stasiun Prujakan. Stasiun Besar kejaksan adalah stasiun terbesar di Kota Cirebon dan merupakan salah satu stasiun terbesar di Pulau Jawa. Dengan gaya Art Deco khas kolonial belanda, stasiun ini melayani hampir semua tujuan kota - kota lainnya baik itu kota besar maupun kota kecil di pulau jawa
  • 2. Terminal
    Kota Cirebon memliki terminal besar Harjamukti, letaknya di jalan By Pass Kota Cirebon. terminal ini melayani tujuan ke atau darai kota Cirebon

Transportasi Laut

  • 1. Pelabuhan Cirebon
    Kota Cirebon memiliki Pelabuhan Laut nasional dengan nama Pelabuhan Cirebon. Saat ini hanya digunakan untuk pengangkutan batu bara dan kebutuhan pokok dari pulau - pulau lain di Indonesia. Saat ini sedang dikembangkan untuk dijadikan pelabuhan laut internasional sehingga wisatawan asing yang hendak berkunjung ke Cirebon dapat dengan mudahnya menggunakan pelabuhan ini.

Transportasi Udara

  • 1. Bandar Udara Penggung
    Saat ini Kota Cirebon memiliki bandara penggung. Dahulu melayani tujuan dari dan ke kota Jakarta. Namun saat ini Bandara penggung hanya dijadikan sebagai bandara pengumpan / tempat latihan militer
  • 2. Bandar Udara Internasional Kertajati di kabupaten Majalengka
    Pemerintah Provinsi Jawa Barat sat ini sedang membangun bandar udara terbesar di Provisi Jawa Barat di kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, sebuah bandara yang akan menjadi kebanggaan warga Jawa Barat termasuk Kota Cirebon. Warga Jawa barat termasuk Kota Cirebon telah menanti - nantikan kehadiran sebuah bandar udara baru sekelas Internasional untuk mendukung seluruh aspek perekonomian Jawa Barat baik itu aspek wisata maupen perdagangan. Kabupaten Majalengka masuk dalam Wilayah III Cirebon. Karena jaraknya hanya sekitar 30 km dari pusat kota Cirebon, atau 70 km dari pusat kota Bandung menjadikan Bandar Udara Internasional Kertajati adalah sebuah pilihan istimewa untuk menuju Kota Cirebon. Bandar Udara Kertajati menempati area seluas 1300 Hektar di wilayah Kabupaten Majalengka yang merupakan hinterland / kota penyangga dari Kota Cirebon.

Pembagian Administratif

Sungai

Proyek - proyek Infrastruktur pendukung pembangunan Kota Cirebon yang telah beroperasi

Rencana Proyek - proyek Infrastruktur pendukung pembangunan Kota Cirebon

  • 1. Akses Tol Cirebon - Jakarta (Tol Cikampek - Palimanan)
    Tol Cikampek - Palimanan adalah jalan tol yang menghubungkan Tol Cikampek, Kabupaten Purwakarta yang merupakan jaringan tol Jakarta dengan Tol Palimanan - Kanci. Saat ini dalam pembebasan lahan dan akan masuk dalam tahap konstruksi.
  • 2. Akses Tol Cirebon - Bandung (Tol Cisumdawu)
    Mega Proyek pemerintah ini menghubungkan tol Cileunyi, kabupaten Bandung dengan Dawuan, Kabupaten Majalengka, dimana akan terdapat sebuah Bandara Internasional Kertajati. Tol ini kemudian tersambung dengan Tol Cikampek - Palimanan hingga tol Palimanan - Kanci, kabupaten Cirebon. Tol Ini akan memudahkan distribusi barang dan manusia dari Kota Cirebon menuju Kota Bandung, begitu pula sebaliknya. Saat ini dalam proses pembebasan lahan, dan mulai konstruksi tahun 2010.
  • 4. Pembangunan Bandara Internasional Kertajati, Kabupaten Majalengka
    Bandara Internasional Kertajati adalah sebuah mega proyek pemerintah Jawa Barat dalam bidang penerbangan. Saat ini dalam tahap pembebasan lahan dan mulai konstruksi tahun 2010. Proyek ini menempati lahan sebesar 1800 hektar di kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka. Karena Letaknya yang hanya 30 km dari Kota Cirebon akan memudahkan distribusi manusia maupun barang dari Jawa Barat maupun Kota Cirebon itu sendiri. Saat ini proyek Bandara Internasional Kertajati adalah proyek prioritas dan sangat mendesak untuk dibangun, oleh karena itu pemerintah Jawa Barat sangat serius dalam menggarap proyek ini.
  • 5. Optimalisasi Pelabuhan Cirebon
    Optimalisasi dengan meningkatkan layanan dan kapasitas pelabuhan sehingga dapat dijadikan pelabuhan berskala Internasional.
  • 6. Optimalisasi Bandara Penggung Cirebon
    Optimalisasi dengan meningkatkan kinerja Bandara Penggung untuk dapat didarati oleh pesawat besar dan dapat dijadikan bandara pengumpan apabila Bandara Internasional Kertajati telah selesai dibangun.

Industri

Kota Cirebon merupakan pusat industri rokok milik British-American Tobacco (BAT), salah satu produsen rokok putih terkemuka di dunia.

Pariwisata

Sebagai tujuan wisata di Jawa Barat,wisata Cirebon tidak kalah dengan wisata Bandung, tasikmalaya,Bogor ataupun kota - kota lainnya di Jawa Barat. Kota Cirebon menawarkan banyak pesona mulai dari wisata sejarah kejayaan kerajaan Islam, wisata kuliner, wisata batik, wisata sejarah wali, wisata kota lama Cirebon, wisata mesjid, wisata belanja, tour keliling Kota Cirebon dan sentra kerajinan rotan.

Cirebon mempunyai 4 keraton sekaligus di dalam kota, yakni Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Kacirebonan dan Keraton Keprabon. Semuanya memiliki arsitektur gabungan dari elemen kebudayaan Islam, CIna, dan Belanda.

Bangunan keraton selalu menghadap ke utara dan ada sebuah masjid didekatnya. Setiap keraton mempunyai alun-alun sebagai tempat berkumpul, pasar dan patung macan di taman atau halaman depan sebagai perlambang dari Prabu Siliwangi, tokoh sentral terbentuknya kerajaan Cirebon.

Ciri lain adalah piring porselen asli Tiongkok yang jadi penghias dinding. Beberapa piring konon diperoleh dari Eropa saat Cirebon jadi pelabuhan pusat perdagangan Pulau Jawa.

Selain itu kota ini terkenal juga dengan sebuah taman yang dikenal dengan nama Taman Air Sunyaragi. Taman indah ini dilengkapi dengan teknologi pengaliran air yang sangat canggih pada masanya. Pada masa lalu, air-air mengalir diantara teras-teras tempat para putri raja bersolek, halaman rumput hijau tempat para ksatria berlatih, ditambah menara dan kamar istimewa yang pintunya terbuat dari tirai air.

Selain itu ada juga tempat-tempat peninggalan bersejarah yang lain seperti Masjid Agung Sang Cipta Rasa, kelenteng kuno, Makam Sunan Gunung Jati.

Daftar daerah tujuan wisata

http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Cirebon

Sunyaragi

Sunyaragi adalah nama suatu Cagar Budaya Indonesia yang unik. Sunyaragi berlokasi di kelurahan Sunyaragi, Kesambi, Kota Cirebon dimana terdapat bangunan mirip candi yang disebut Gua Sunyaragi, atau Taman Air Sunyaragi, atau sering disebut sebgaai Tamansari Sunyaragi. Nama "Sunyaragi" berasal dari kata "sunya" yang artinya adalah sepi dan "ragi" yang berarti raga, keduanya adalah bahasa Sansekerta. Tujuan utama didirikannya gua tersebut adalah sebagai tempat beristirahat dan meditasi para Sultan Cirebon dan keluarganya.

Gua Sunyaragi merupakan salah satu benda cagar budaya yang berada di Kota Cirebon dengan luas sekitar 15 hektar. Objek cagar budaya ini berada di sisi jalan by pass Brigjen Dharsono, Cirebon. Konstruksi dan komposisi bangunan situs ini merupakan sebuah taman air. Karena itu Gua Sunyaragi disebut taman air gua Sunyaragi. Pada zaman dahulu kompleks gua tersebut dikelilingi oleh danau yaitu Danau Jati. Lokasi dimana dulu terdapat Danau Jati saat ini sudah mengering dan dilalui jalan by pass Brigjen Dharsono, sungai Situngkul, lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Gas, Sunyaragi milik PLN, persawahan dan menjadi pemukiman penduduk. Selain itu di gua tersebut banyak terdapat air terjun buatan sebagai penghias, dan hiasan taman seperti Gajah, patung wanita Perawan Sunti, dan Patung Garuda. Gua Sunyaragi merupakan salah satu bagian dari keraton Pakungwati sekarang bernama keraton Kasepuhan.

Lukisan artis tentang gua Sunyaragi


Kompleks tamansari Sunyaragi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu pesanggrahan dan bangunan gua. Bagian pesanggrahan dilengkapi dengan serambi, ruang tidur, kamar mandi, kamar rias, ruang ibadah dan dikelilingi oleh taman lengkap dengan kolam. Bangunan gua-gua berbentuk gunung-gunungan, dilengkapi terowongan penghubung bawah tanah dan saluran air. Bagian luar komplek aku bermotif batu karang dan awan. Pintu gerbang luar berbentuk candi bentar dan pintu dalamnya berbentuk paduraksa.


Induk seluruh gua bernama Gua Peteng (Gua Gelap) yang digunakan untuk bersemadi. Selain itu ada Gua Pande Kemasan yang khusus digunakan untuk bengkel kerja pembuatan senjata sekaligus tempat penyimpanannya. Perbekalan dan makanan prajurit disimpan di Gua Pawon. Gua Pengawal yang berada di bagian bawah untuk tempat berjaga para pengawal. Saat Sultan menerima bawahan untuk bermufakat, digunakan Bangsal Jinem, akan tetapi kala Sultan beristirahat di Mande Beling. Sedang Gua Padang Ati (Hati Terang), khusus tempat bertapa para Sultan.

Denah Gua Sunyaragi

Walaupun berubah-ubah fungsinya menurut kehendak penguasa pada zamannya, secara garis besar Tamansari Sunyaragi adalah taman tempat para pembesar keraton dan prajurit keraton bertapa untuk meningkatkan ilmu kanuragan. Bagian-bagiannya terdiri dari 12 antara lain (lihat denah):

(1)bangsal jinem, tempat sultan memberi wejangan sekaligus melihat prajurit berlatih; (2) goa pengawal, tempat berkumpul par apengawal sultan; (3) kompleks Mande Kemasan (sebagain hancur); (4) goa Pandekemasang, tempat membuat senjata tajam; (5) goa Simanyang, tempat pos penjagaan; (6) goa Langse, tempat bersantai; (7) goa peteng, tempat nyepi untuk kekebalan tubuh; (8) goa Arga Jumud, tempat orang penting keraton; (9) goa Padang Ati, tempat bersemedi; (10) goa Kelanggengan, tempat bersemedi agar langgeng jabatan; (11)goa Lawa, tempat khusus kelelawar; (12) goa pawon, dapur penyimpanan makanan.


Sejarah Pembangunan Gua Sunyaragi

Sejarah berdirinya gua Sunyaragi memiliki dua buah versi, yang pertama adalah berita lisan tentang sejarah berdirinya gua Sunyaragi yang disampaikan secara turun-temurun oleh para bangsawan Cirebon atau keturunan keraton. Versi tersebut lebih dikenal dengan sebutan versi Carub Kanda. Versi yang kedua adalah versi Caruban Nagari yaitu berdasarkan buku “Purwaka Caruban Nagari” tulisan tangan Pangeran Kararangen tahun 1720. Namun sejarah berdirinya gua Sunyaragi versi Caruban Nagari berdasarkan sumber tertulislah yang digunakan sebagai acuan para pemandu wisata gua Sunyaragi yaitu tahun 1703 Masehi untuk menerangkan tentang sejarah gua Sunyaragi karena sumber tertulis lebih memiliki bukti yang kuat daripada sumber-sumber lisan. Kompleks Sunyaragi dilahirkan lewat proses yang teramat panjang. Tempat ini beberapa kali mengalami perombakan dan perbaikan. Menurut buku Purwaka Carabuna Nagari karya Pangeran Arya Carbon, Tamansari Gua Sunyaragi dibangun pada tahun 1703 M oleh Pangeran Kararangen. Pangeran Kararangen adalah nama lain dari Pangeran Arya Carbon.


Namun menurut Caruban Kandha dan beberapa catatan dari Keraton Kasepuhan, Tamansari dibangun karena Pesanggrahan ”Giri Nur Sapta Rengga” berubah fungsi menjadi tempat pemakaman raja-raja Cirebon, yang sekarang dikenal sebagai Astana Gunung Jati. Terutama dihubungkan dengan perluasan Keraton Pakungwati (sekarang Keraton Kasepuhan Cirebon) yang terjadi pada tahun 1529 M, dengan pembangunan tembok keliling keraton, Siti Inggil dan lain-lain. Sebagai data perbandingan, Siti Inggil dibangun dengan ditandai candra sengkala ”Benteng Tinataan Bata” yang menunjuk angka tahun 1529 M.


Di Tamansari Gua Sunyaragi ada sebuah taman Candrasengkala yang disebut ”Taman Bujengin Obahing Bumi” yang menunjuk angka tahun 1529. Di kedua tempat itu juga terdapat persamaan, yakni terdapat gapura ”Candi Bentar” yang sama besar bentuk dan penggarapannya. Pangeran Kararangen hanya membangun kompleks Gua Arga Jumut dan Mande Kemasan saja.

Arsitektur Gua Sunyaragi

Sunyaragi2.jpg

Menurut R. Supriyanto, mahasiswa jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Desain dan Seni UNIKOM yang membuat tesis berupa film dukomenter tentang Gua Sunyaragi, dilihat dari gaya atau corak dan motif-motif ragam rias yang muncul serta pola-pola bangunan yang beraneka ragam dapat disimpulkan bahwa gaya arsitektur gua Sunyaragi merupakan hasil dari perpaduan antara gaya Indonesia klasik atau Hindu, gaya Cina atau Tiongkok kuno, gaya Timur Tengah atau Islam dan gaya Eropa.

Gaya Indonesia klasik atau Hindu dapat terlihat pada beberapa bangunan berbentuk joglo. Misalnya, pada bangunan Bale Kambang, Mande Beling dan gedung Pesanggrahan, bentuk gapura dan beberapa buah patung seperti patung gajah dan patung manusia berkepala garuda yang dililit oleh ular. Seluruh ornamen bangunan yang ada menunjukkan adanya suatu sinkretsime budaya yang kuat yang berasal dari berbagai dunia. Namun, umumnya dipengaruhi oleh gaya arsitektur Indonesia Klasik atau Hindu.

Gaya Cina terlihat pada [[ukiran] bunga seperti bentuk bunga persik, bunga matahari dan bunga teratai. Di beberapa tempat, dulu Gua Sunyaragi dihiasi berbagai ornamen keramik Cina di bagian luarnya. Keramik-keramik itu sudah lama hilang atau rusak sehingga tidak diketahui coraknya yang pasti. Penempatan [[keramik|keramik-keramik] pada bangunan Mande Beling serta motif mega mendung seperti pada kompleks bangunan gua Arga Jumut memperlihatkan bahwa gua Sunyaragi mendapatkan pengaruh gaya arsitektur Cina. Selain itu ada pula kuburan Cina, kuburan tersebut bukanlah kuburan dari seseorang keturunan Cina melainkan merupakan sejenis monumen yang berfungsi sebagai tempat berdoa para keturunan pengiring-pengiring dan pengawal-pengawal Putri Cina yang bernama Ong Tien Nio atau Ratu Rara Sumanding yang merupakan istri dari Sunan Gunung Jati.

Sunyaragi3.jpg

Sebagai peninggalan keraton yang dipimpin oleh Sultan yang beragama Islam, gua Sunyaragi dilengkapi pula oleh pola-pola arsitektur bergaya Islam atau Timur Tengah. Misalnya, relung-relung pada dinding beberapa bangunan, tanda-tanda kiblat pada tiap-tiap pasholatan atau musholla, adanya beberapa pawudlon atau tempat wudhu serta bentuk bangunan Bangsal Jinem yang menyerupai bentuk Kabah jika dilihat dari sisi belakang Bangsal Jinem. Hal tersebut menjelaskan bahwa gaya arsitektur gua Sunyaragi juga mendapat pengaruh dari Timur Tengah atau Islam.

Gua Sunyaragi didirikan pada zaman penjajahan Belanda sehingga gaya arsitektur Belanda atau Eropa turut mempengaruhi gaya arsitektur gua Sunyaragi. Tanda tersebut dapat terlihat pada bentuk jendela yang tedapat pada bangunan Kaputren, bentuk tangga berputar pada gua Arga Jumut dan bentuk gedung Pesanggrahan.


Secara visual, bangunan-bangunan di kompleks gua Sunyaragi lebih banyak memunculkan kesan sakral. Kesan sakral dapat terlihat dengan adanya tempat bertapa seperti pada gua Padang Ati dan gua Kelangenan, tempat sholat dan pawudon atau tempat untuk mengambil air wudhu, lorong yang menuju ke Arab dan Cina yang terletak di dalam kompleks gua Arga Jumut; dan lorong yang menuju ke Gunung Jati pada kompleks gua Peteng. Di depan pintu masuk gua Peteng terdapat patung Perawan Sunti. Menurut legenda masyarakat lokal, jika seorang gadis memegang patung tersebut maka ia akan susah untuk mendapatkan jodoh. Kesan sakral nampak pula pada bentuk bangunan Bangsal Jinem yang menyerupai bentuk Kabah jika dilihat dari sisi belakang Bangsal Jinem. Selain itu ada pula patung Haji Balela yang menyerupai patung Dewa Wisnu.

Pada tahun 1997 pengelolaan gua Sunyaragi diserahkan oleh pemerintah kepada pihak keraton Kasepuhan. Hal tersebut sangat berdampak pada kondisi fisik gua Sunyaragi. Kurangnya biaya pemeliharaan menyebabkan lokasi wisata gua Sunyaragi lama kelamaan makin terbengkelai.

Upaya Pemugaran

Tahun 1852 taman ini sempat diperbaiki karena pada tahun 1787 sempat dirusak Belanda. Saat itu, taman ini menjadi benteng pertahanan. Tan Sam Cay, seorang arsitek Cina, konon diminta Sultan Adiwijaya untuk memperbaikinya. Namun, arsitek Cina itu ditangkap dan dibunuh karena dianggap telah membocorkan rahasia gua Sunyaragi kepada Belanda. Karena itu, di kompleks Taman Sunyaragi juga terdapat patok bertulis ”Kuburan Cina”.

Sunyaragi5.jpg

Pemugaran Tamansari Gua Sunyaragi pernah dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda pada 1937-1938. Pelaksanaannya diserahkan kepada seorang petugas Dinas Kebudayaan Semarang. Namanya, Krisjman. Ia hanya memperkuat konstruksi aslinya dengan menambah tiang-tiang atau pilar bata penguat, terutama pada bagian atap lengkung. Namun terkadang ia juga menghilangkan bentuk aslinya, apabila dianggap membahayakan bangunan keseluruhan. Seperti terlihat di Gua Pengawal dan sayap kanan-kiri antara gedung Jinem dan Mande Beling.

Pemugaran terakhir dilakukan Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Sejarah dan Purbakala, Direktorat Jenderal Kebudayaan, yang memugar Tamansari secara keseluruhan dari tahun 1976 hingga 1984. Sejak itu tak ada lagi aktivitas pemeliharan yang serius pada kompleks ini.

Bangunan tua ini hingga kini masih ramai dikunjungi orang, karena letaknya persis di tepi jalan utama. Tempat parkir lumayan luas, taman bagian depan mendapat sentuhan baru untuk istirahat para wisatawan. Terdapat juga panggung budaya yang digunakan untuk pementasan kesenian Cirebon. Namun keadaan panggung budaya tersebut kini kurang terurus, penuh dengan tanaman liar. Kolam di kompleks Taman Sari pun kurang terurus dan airnya mengering.

http://id.wikipedia.org/wiki/Sunyaragi

Kanoman

Keraton Kanoman adalah pusat peradaban Kesultanan Cirebon, yang kemudian terpecah menjadi Keraton Kanoman, Keraton Kasepuhan, Keraton Kacirebonan, dan Keraton Keprabon. Kebesaran Islam di Jawa Barat tidak lepas dari Cirebon. Sunan Gunung Jati adalah orang yang bertanggung Jawab menyebarkan agama Islam di Jawa Barat, sehingga berbicara tentang Cirebon tidak akan lepas dari sosok Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.

Sunan Gunung Jati juga meninggalkan jejaknya yang hingga kini masih berdiri tegak, jejak itu bernama Kraton Kanoman. Keraton Kanoman masih taat memegang adat-istiadat dan pepakem, di antaranya melaksanakan tradisi Grebeg Syawal,seminggu setelah Idul Fitri dan berziarah ke makam leluhur, Sunan Gunung Jati di Desa Astana, Cirebon Utara. Peninggalan-peninggalan bersejarah di Keraton Kanoman erat kaitannya dengan syiar agama Islam yang giat dilakukan Sunan Gunung Jati, yang juga dikenal dengan Syarif Hidayatullah.

Kompleks Keraton Kanoman yang mempunyai luas sekitar 6 hektar ini berlokasi di belakang pasar Di Kraton ini tinggal sultan ke dua belas yang bernama raja Muhammad Emiruddin berserta keluarga. Kraton Kanoman merupakan komplek yang luas, yang terdiri dari dua puluh tujuh bangunan kuno. salah satunya saung yang bernama bangsal witana yang merupakan cikal bakal Kraton yang luasnya hampir lima kali lapangan sepakbola.

Di keraton ini masih terdapat barang barang Sunan Gunung Jati, seperti dua kereta bernama Paksi Naga Liman dan Jempana yang masih terawat baik dan tersimpan di museum. Bentuknya burak, yakni hewan yang dikendarai Nabi Muhammad ketika ia Isra Mi'raj. Tidak jauh dari kereta, terdapat bangsal Jinem, atau Pendopo untuk Menerima tamu, penobatan sultan dan pemberian restu sebuah acara seperti Maulid Nabi. Dan di bagian tengah Kraton terdapat komplek bangunan bangunan bernama Siti Hinggil.

Hal yang menarik dari Keraton di Cirebon adalah adanya piring-piring porselen asli Tiongkok yang menjadi penghias dinding semua keraton di Cirebon. Tak cuma di keraton, piring-piring keramik itu bertebaran hampir di seluruh situs bersejarah di Cirebon. Dan yang tidak kalah penting dari Keraton di Cirebon adalah keraton selalu menghadap ke utara. Dan di halamannya ada patung macan sebagai lambang Prabu Siliwangi. Di depan keraton selalu ada alun alun untuk rakyat berkumpul dan pasar sebagai pusat perekonomian, di sebelah timur keraton selalu ada masjid.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kanoman

Keraton Kasepuhan

Candi bentar Kraton Kasepuhan
Simbol Keraton Kasepuhan (tahun 1920-1933)

Keraton Kasepuhan adalah keraton termegah dan paling terawat di Cirebon. Makna di setiap sudut arsitektur keraton ini pun terkenal paling bersejarah. Halaman depan keraton ini dikelilingi tembok bata merah dan terdapat pendopo didalamnya.

Keraton ini memiliki museum yang cukup lengkap dan berisi benda pusaka dan lukisan koleksi kerajaan. Salah satu koleksi yang dikeramatkan yaitu kereta Singa Barong. Kereta ini saat ini tidak lagi dipergunakan dan hanya dikeluarkan pada tiap 1 Syawal untuk dimandikan.

Bagian dalam keraton ini terdiri dari bangunan utama yang berwarna putih. Didalamnya terdapat ruang tamu, ruang tidur dan singgasana raja.

Sejarah

Keraton Kasepuhan didirikan pada tahun 1529 oleh [[Pangeran Mas Mochammad Arifin II] (cicit dari Sunan Gunung Jati) yang menggantikan tahta dari Sunan Gunung Jati pada tahun 1506. Ia bersemayam di dalem Agung Pakungwati Cirebon. Keraton Kasepuhan dulunya bernama Keraton Pakungwati, sedangkan Pangeran Mas Mochammad Arifin bergelar Panembahan Pakungwati I. Sebutan Pakungwati berasal dari nama Ratu Dewi Pakungwati binti Pangeran Cakrabuana yang menikah dengan Sunan Gunung Jati. Ia wafat pada tahun 1549 dalam Mesjid Agung Sang Cipta Rasa dalam usia yang sangat tua. Nama beliau diabadikan dan dimuliakan oleh nasab Sunan Gunung Jati sebagai nama Keraton yaitu Keraton Pakungwati yang sekarang bernama Keraton Kasepuhan.

Di depan Keraton Kesepuhan terdapat alun-alun yang pada waktu zaman dahulu bernama Alun-alun Sangkala Buana yang merupakan tempat latihan keprajuritan yang diadakan pada hari Sabtu atau istilahnya pada waktu itu adalah Saptonan. Dan di alun-alun inilah dahulunya dilaksanakan berbagai macam hukuman terhadap setiap rakyat yang melanggar peraturan seperti hukuman cambuk. Di sebelah barat Keraton kasepuhan terdapat Masjid yang cukup megah hasil karya dari para wali yaitu Masjid Agung Sang Cipta Rasa.

Sedangkan di sebelah timur alun-alun dahulunya adalah tempat perekonomian yaitu pasar -- sekarang adalah pasar kesepuhan yang sangat terkenal dengan pocinya. Model bentuk Keraton yang menghadap utara dengan bangunan Masjid di sebelah barat dan pasar di sebelah timur dan alun-alun ditengahnya merupakan model-model Keraton pada masa itu terutama yang terletak di daerah pesisir. Bahkan sampai sekarang, model ini banyak diikuti oleh seluruh kabupaten/kota terutama di Jawa yaitu di depan gedung pemerintahan terdapat alun-alun dan di sebelah baratnya terdapat masjid.

Sebelum memasuki gerbang komplek Keraton Kasepuhan terdapat dua buah pendopo, di sebelah barat disebut Pancaratna yang dahulunya merupakan tempat berkumpulnya para punggawa Keraton, lurah atau pada zaman sekarang disebut pamong praja. Sedangkan pendopo sebelah timur disebut Pancaniti yang merupakan tempat para perwira keraton ketika diadakannya latihan keprajuritan di alun-alun.

Memasuki jalan kompleks Keraton di sebelah kiri terdapat bangunan yang cukup tinggi dengan tembok bata kokoh disekelilingnya. Bangunan ini bernama Siti Inggil atau dalam bahasa Cirebon sehari-harinya adalah lemah duwur yaitu tanah yang tinggi. Sesuai dengan namanya bangunan ini memang tinggi dan nampak seperti kompleks candi pada zaman Majapahit. Bangunan ini didirikan pada tahun 1529, pada masa pemerintahan Syekh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati).

Di pelataran depan Siti Inggil terdapat meja batu berbentuk segi empat tempat bersantai. Bangunan ini merupakan bangunan tambahan yang dibuat pada tahun 1800-an. Siti Inggil memiliki dua gapura dengan motif bentar bergaya arsitek zaman Majapahit. Di sebelah utara bernama Gapura Adi sedangkan di sebelah selatan bernama Gapura Banteng. Dibawah Gapura Banteng ini terdapat Candra Sakala dengan tulisan Kuta Bata Tinata Banteng yang jika diartikan adalah tahun 1451.

saka yang merupakan tahun pembuatannya (1451 saka = 1529 M). Tembok bagian utara komplek Siti Inggil masih asli sedangkan sebelah selatan sudah pernah mengalami pemugaran/renovasi. Di dinding tembok kompleks Siti Inggil terdapat piring-piring dan porslen-porslen yang berasal dari Eropa dan negeri Cina dengan tahun pembuatan 1745 M. Di dalam kompleks Siti Inggil terdapat 5 bangunan tanpa dinding yang memiliki nama dan fungsi tersendiri. Bangunan utama yang terletak di tengah bernama Malang Semirang dengan jumlah tiang utama 6 buah yang melambangkan rukun iman dan jika dijumlahkan keseluruhan tiangnya berjumlah 20 buah yang melambangkan 20 sifat-sifat Allah SWT. Bangunan ini merupakan tempat sultan melihat latihan keprajuritan atau melihat pelaksanaan hukuman. Bangunan di sebelah kiri bangunan utama bernama Pendawa Lima dengan jumlah tiang penyangga 5 buah yang melambangkan rukun islam. Bangunan ini tempat para pengawal pribadi sultan.Bangunan di sebelah kanan bangunan utama bernama Semar Tinandu dengan 2 buah tiang yang melambangkan Dua Kalimat Syahadat. Bangunan ini adalah tempat penasehat Sultan/Penghulu. Di belakang bangunan utama bernama Mande Pangiring yang merupakan tempat para pengiring Sultan, sedangkan bangunan disebelah mande pangiring adalah Mande Karasemen, tempat ini merupakan tempat pengiring tetabuhan/gamelan. Di bangunan inilah sampai sekarang masih digunakan untuk membunyikan Gamelan Sekaten (Gong Sekati), gamelan ini hanya dibunyikan 2 kali dalam setahun yaitu pada saat Idul Fitri dan Idul Adha. Selain 5 bangunan tanpa dinding terdapat juga semacam tugu batu yang bernama Lingga Yoni yang merupakan lambing dari kesuburan. Lingga berarti laki-laki dan Yoni berarti perempuan. Bangunan ini berasal dari budaya Hindu. Dan di atas tembok sekeliling kompleks Siti Inggil ini terdapat Candi Laras untuk penyelaras dari kompleks Siti Inggil ini.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kasepuhan

Minggu, 21 Februari 2010

IN MEMORIAM BPK HASAN NAWI

Bpk HasanNawi ketiga dari kiri

Berbicara tentang Pengrajin Topeng Cirebon di Kota Cirebon, Bapak Hasan Nawi adalah salah satu pengrajin Topeng yang cukup dikenal di Wilayah Cirebon. Beliau pada tahun 1997 telah mendapatkan Penghargaan Upakarti dari Presiden Republik Indonesia sebagai pengrajin Topeng yang masuk dalam Kategori Pelestarian seni budaya.
Kini beliau telah tiada, pada hari Jum'at tanggal 19 Februari 2010 jam 13.00 WIB,berpulang ke Rakhmatullah. Namun hasil karya beliau tidak akan pernah hilang dari ingatan semua orang, terutama jika kita mengingat produk Topeng Cirebon.
Selamat Jalan Bapak Hasan Nawi....semoga Allah SWT mengampuni dosa dan kesalahan serta mendapat tempat yang terbaik disisi Mu.

Kamis, 11 Februari 2010

Ani Yudhoyono Bersilaturahmi dengan Perajin Batik

Ani Yudhoyono dan Herawatie Budhiono sedang belajar membatik.

Ibu Negara, Ani Yudhoyono dan Herawatie Budhiono beserta istri para menteri Kabinet Pembangunan II dan para duta besar negara tetangga bersilaturahmi dengan para perajin batik se-Jawa Barat, Selasa (9/2) di halaman Gedung Negara Cirebon. Dalam kesempatan itu Ibu Negara mengimbau masyarakat untuk mencintai dan melestarikan batik sebagai kekayaan budaya bangsa. "Aku ingin masih bisa melihat batik hingga 1000 tahun lagi," katanya. Foto: Opic

http://www.beritacerbon.com/beritafoto/2010-02/ani-yudhoyono-bersilaturahmi-dengan-para-perajin-batik-se-jawa-barat/0


Beri komentar pada blog ini

AdBrite