Minggu, 07 Februari 2010

Belajar Lewat Bangunan Bersejarah

Indonesia banyak sekali "menyimpan" bangunan kuno dan benda-benda purbakala (heritage) berupa peninggalan yang bersejarah sebagai warisan dari nenek moyang kita. Heritage berupa bangunan banyak sekali bertebaran di tanah air. Keberadaan benda-benda bersejarah tersebut tidak terlepas dari perjalanan sejarah. Meskipun wujudnya kini tidak seindah dan semegah dulu lagi, tetapi obyek-obyek tersebut layak untuk dikenal. Bangunan-bangunan tersebut saat ini ada yang sedang direnovasi, ada yang direkonstruksi dan ada yang direvitalisasi. .
Banyak juga gedung bersejarah yang menjadi cagar budaya ini tergusur oleh bangunan komersial. Satu persatu bangunan bersejarah tersebut hilang dan berubah fungsi, ada yang berubah menjadi kompleks pertokoan, apartemen dan perumahan mewah. Padahal bangunan-bangunan yang punah tersebut mempunyai nilai arsitektur yang tinggi, di samping nilai historis yang tinggi. Hal ini menandakan kesadaran masyarakat akan arti penting benda-benda bersejarah masih kurang di samping kebijakan yang tidak tepat.

Tumbuhnya kesadaran diri untuk menjaga dan mempelajari benda bersejarah dengan arsitektur yang tinggi ini akan membuat kita dapat lebih memahami budaya para pendahulu untuk kepentingan masa depan. Biasanya, bangunan-bangunan tua tersebut berada di kawasan yang dinamakan kota lama. Mungkin nama tersebut mengacu pada bangunan-bangunannya yang berumur tua dan mempunyai sejarah yang panjang.

Menurut Wali Kota Surakarta, Joko Widodo, kecintaan pada heritage itu harusnya dimulai dari masa anak-anak. Anak-anak hendaknya sering dibawa ke keraton, museum, dan heritage kota. Dengan demikian mereka tahu sejarah dan falsafah benda-benda yang dilihat. Mungkin kepada anak-anak SD sampai SMU ditugaskan membuat tulisan tentang benda-benda yang dilihatnya di museum. Kemudian diadakan diskusi sehingga tidak berhenti kepada bangunan fisiknya saja.

Berwisata dengan mengunjungi gedung-gedung tua tersebut balk itu museum maupun gedung-gedung tua bersejarah tersebut sebenarnya sangat mengasyikkan. Di Medan misalnya kita dapat menyaksikan Istana Maimun, Mesjid Raya Medan dan Rumah Tjong A Fie. Istana Maimun yang memiliki arsitektur khas Melayu ini didominasi oleh warna kuning. Bangunan yang dibangun pada tahun 1888 ini merupakan istana sultan-sultan Deli.

Hingga kini keluarga sultan masih mendiami sebagian sisi bangunan. Istana yang memiliki tiang-tiang besar yang melengkung di bagian atasnya menyerupai bunga. Di dalam bangunan ini terdapat perabotan tua peninggalan Belanda Masjid Raya Medan, mempunyai bentuk yang mengesankan dengan kubah-kubah berwarna hitam, Masjid ini dibangun dengan gaya arsitektur campuran yang mengandung unsur Timur Tengah, India dan Spanyol. Rumah Tjong A Fie, sebuah rumah bergaya Cina dengan ornamen dan hiasan yang indah.

Di Bukittinggi ada Jam Gadang dan Benteng Fort de Kock. Jam Gadang adalah ciri utama Bukittinggi. Karena itu kota ini disebut juga sebagai Kota Jam Gadang. Menara jam dengan miniatur rumah Minang di puncaknya ini berada tepat di jantung kota. Benteng Fort de Kock adalah benteng peninggalan Belanda yang dibangun ketika perang melawan kaum Paderi. Benteng ini dibangun pada tahun 1825.

Di Riau terdapat Istana Asserayah el Hasyimah yang dibangun pada tahun 1889 oleh Sultan Siak yang ke-11. Istana ini memiliki bentuk pintu-pintu yang melengkung. Di Bengkulu terdapat Benteng Marlborough, sebuah benteng berbentuk segi empat. Benteng ini dulunya menjadi pusat kedudukan tentara Inggris di Bengkulu. Saat ini benteng tersebut dijadikan museum.

Di Cirebon, Jawa Barat terdapat Kraton Kasepuhan yang dibangun pada tahun 1527. Kraton ini memiliki gaya arsitektur perpaduan antara Sunda, Jawa, Islam, Cina dan Belanda.

Di kota Semarang kita dapat menyaksikan diantaranya Gereja Blenduk, Gedung Lawang Sewu dan Kelenteng Sam Poo Kong. Gereja Blenduk, yang masih berfungsi sebagai tempat ibadah umat Kristen masih terawat dengan baik. Bangunan ini berbentuk segi delapan beraturan. Lawang Sewu sebuah bangunan tua yang mempunyai banyak pintu. Gedung bekas Kantor Pusat Perkeretaapian Hindia Belanda ini merupakan bangunan berarsitektur modern pertama di Indonesia. Menyusuri lorong-lorong di dalamnya seperti menyusuri ke alam lampau. Kelenteng Sam Poo Kong yang biasa juga disebut dengan Gedung Batu, merupakan rumah ibadat. Bangunan ini didirikan untuk menghormati seorang laksamana asal Cina bernama Cheng Ho. Di kelenteng yang didominasi warna merah ini banyak terdapat relief-relief yang menggambarkan perjalanan hidup Cheng Ho. Semua bagian bangunan di dalam kelenteng menerapkan arsitektur Cina dengan dominasi warna merah.

Jakarta yang bulan Juni ini merayakan ulang tahunnya mempunyai banyak bangunan bersejarah seperti Museum Gajah. Di museum ini tersimpan banyak koleksi benda bernilai budaya tinggi. Salah satu koleksinya adalah benda-benda peninggalan zaman prasejarah seperti prasasti dan senjata di zaman purbakala.

Museum Sejarah Jakarta, berfungsi sebagai pusat pemerintahan VOC yang mengatur semua administrasi pemerintahan kota Batavia. Berbagai obyek dapat kita saksikan di museum ini antara lain benda-benda bersejarah kota Jakarta dan hasil penggalian arkeologi di Jakarta. Museum Tekstil menyimpan kurang lebih 1.000 koleksi batik dan tenun dari seluruh pelosok nusantara. Koleksi batik dan tenun Indonesia ini juga dilengkapi dengan mesin peralatannya yang sudah berumur lebih dari 200 tahun.

Wisata mengunjungi heritage ini memang kurang populer di kalangan masyarakat. Namun, dengan mengunjungi bangunan-bangunan bersejarah ini banyak manfaat yang diperoleh seperti memperluas wawasan dan lebih memahami kehidupan nenek moyang kita.

Sumber: Majalah ASRI

0 komentar:

Posting Komentar

Beri komentar pada blog ini

AdBrite