Bahan kulit yang digunakan lebih tebal karena terbuat dari kulit kerbau. Selain itu, detil lubang pada wayang kulit lebih kecil, dibanding wayang kulit buatan perajin di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Sentra pembuatan wayang kulit terletak di Kecamatan Geugeusik, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Dari kota Cirebon, Kecamatan Geugeusik dapat di tempuh selama setengah jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan bermotor, sejauh dua puluh kilometer ke arah selatan.
Disinilah sentra kerajinan wayang kulit khas Cirebon. Pemiliknya Pak Sudarso, yang juga berprofesi sebagai dalang. Proses pembuatan wayang kulit cukup rumit. Bahan bakunya kulit kerbau betina muda. Kulit kerbau dipilih karena lebih tebal, sehingga lebih tahan lama. Sebelum diolah, kulit kerbau terlebih dahulu dicuci dan dikeringkan.
Kemudian digambar pola. Setelah itu, kulit dipahat sesuai pola. Melihat para perajin disini sangat terampil memahat kulit wayang, saya jadi tertarik ingin mencobanya. Tapi setelah mencoba, saya menyerah, dari pada kulit yang saya pahat rusak, lebih baik saya menyerahkan memahat kulit wayang ini kepada ahlinya.
Selanjutnya wayang kulit setengah jadi diberi cat dasar warna putih. Kini wayang kulit memasuki tahap pewarnaan. Wayang yang telah selesai dibuat kemudian dikeringkan, dengan cara digantung dan dianginkan. Berbagai jenis wayang kulit dapat dilihat disini. Salah satunya tokoh wayang ini.
Wayang yang dihasilkan dipasarkan ke seputar wilayah Cirebon, Indramayu dan Majalengka, Jawa Barat, serta ke Brebes dan Tegal, Jawa Tengah. Untuk satu set wayang kulit yang terdiri dari 275 tokoh pewayangan dihargai 30 juta hingga 200 juta rupiah, sedangkan untuk koleksi, dijual wayang kulit satuan seharga dua setengah hingga 3 juta rupiah.
Setelah melihat proses pembuatan wayang kulit, saya ingin menyaksikan bagaimana pementasan wayang kulit Cirebon. Kali ini yang bertindak sebagai dalangnya adalah adik Pak Sudarso sendiri.
Wah ternyata asik juga ya nonton wayang Cirebon. Walaupun bahasanya saya tidak mengerti, namun saya cukup dapat menikmati. (Helmi Azahari/Sup)
0 komentar:
Posting Komentar